Oknum Kades dan Lurah Diduga Terlibat, Fasilitasi Hauling Batu Bara yang Memicu Pembunuhan

MENGKOORDINIR. Potongan video rapat antara diduga oknum kades dengan ormas terkait hauling truk bermuatan batu bara yang dilarang melintas di salah satu dusun di Kecamatan Muara Komam, Paser.

Kotanusantara.id, PASER. Duka yang mendalam dirasakan warga Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser atas kepergian Rusel (60), yang secara mengenaskan tewas akibat diserang orang tak dikenal (OTK).

Terkait dengan kejadian yang juga menyebabkan salah seorang warga bernama Ansouka alias Anson (55), kritis, berbagai informasi mulai bermunculan di media sosial (medsos), termasuk adanya dugaan keterlibatan oknum pejabat di Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser.

 

 

Dugaan keterlibatan oknum itu mengarah kepada kepala desa dan lurah, yang disinyalir ikut bermain dalam memfasilitasi hauling truk batu bara melintas di jalan negara itu.

Tuduhan itu diperkuat dari potongan video berdurasi 1 menit yang diunggah oleh pemilik akun @Bryan Paser melalui reels Facebook, yang dibagikan Info Seputar Batu Sopang.

Dalam video tersebut tampak pria mengenakan kemeja hijau yang diduga kepala desa (kades) berinisial,  AK. Oknum kades itu berbicara di hadapan sejumlah orang yang disinyalir adalah oknum organisasi masyarakat (ormas). AK dalam video itu terdengar menyampaikan, bahwa yang melarang hauling adalah pihak dari luar.

“Pernyataan tidak boleh hauling itu dikarenakan ada pihak luar yang datang. Jadi kalau untuk warga Desa Langon masih kondusif,” ucap AK terdengar dari video itu.

 

AK pun meminta kepada pihak yang akan hauling untuk bersabar. “Kedua pihak di sana menginginkan kekompakan dari pada semua pekerja yang ada di lintasan Desa Muara Langon sampai Muara Koaro,” ujarnya.

 

 

“Jadi yang ada di kesepakatan, supaya bisa duduk bareng di sana. Di sana tidak minta nominal, tapi minta komitmen jam kebernagakatan PS (dump truk bermuatan batu bara),” lanjutnya dalam peretemuan itu.

Tidak hanya AK, sumber yang dapat dipercaya menyebutkan, dalam pertemuan di sebuah warung kopi di pinggir jalan negara itu turut juga hadir salahs atu oknum lurah di Kecamatan Muara Komam. Lurah itu berinisial M.

“Pertemuan itu terjadi sebelum kejadian penyerangan,” tutur sumber yang enggan namanya dikorankan.

Pertemuan itu dikatakan terjadi karena dari pihak perusahaan dan ormas hendak melakukan demo tandingan. “Setelah pertemuan itu lurah dan kades menemui warga dan meminta supaya hauling itu bisa berjalan lagi,” jelas sumber tersebut.

Bahkan kades dan lurah sebelum penyerangan terjadi, diketahui sempat mendatangi warga untuk meminta agar hauling bisa kembali berjalan.

“Sekitar Senin atau Selasa lalu. Dia meminta bisa hauling lagi. Warga bingung ketika itu, karena yang mengeluarkan larangan hauling itu Pj bupati,” ucapnya.

 

 

Sementara itu, terkait dengan video yang tersebar tersebut, Camat Muara Komam, Mustafa mengatakan, masih akan menelusuri kebenarannya.

“Yang jelas, yang dilakukan kecamatan saat ini berupaya menenangkan warga di sini (Muara Komam) supaya tidak ada konflik yang meluas atau isu SARA, apalagi menjelang pilkada. Upaya kami beserta aparat penegak hukum berusaha untuk secepatnya bisa menguak siapa pelaku pembunuhan tersebut,” tutur Mustafa, melalui sambungan telepon WhatsApp, Senin (18/11).

Terkait dengan kejadian itu, Mustafa mengatakan, pihaknya beserta jajaran akan mengadakan rapat untuk sosialisasi ke masyarakat. “Untuk menyampaikan bahwa kejadian itu murni kriminal tidak ada kaitannya dengan SARA,” tandasnya.

Senada dengan yang disampaikan camat, Kapolres Paser, AKBP Novy Adi Nathaniel yang juga ditanya perihal video tersebut menyatakan masih melakukan pendalaman.

 

 

“Kami belum biaa pastikan kebenarannya. Yang jelas setiap informasi yang kami dapat, kami dalami,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, konflik terkait aktivitas hauling truk bermuatan batu bara di RT 6, Dusun Muara Kate, Desa Muara Langin, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, diduga memicu tragedi berdarah pada Jumat subuh (15/11) sekitar pukul 04.00.

Dalam peristiwa tersebut, seorang warga bernama Rusel (60) tewas, sementara Ansouka (55) kritis akibat luka bacok di leher sebelah kanan. Hingga kini, identitas pelaku penyerangan belum diketahui karena minimnya informasi di tempat kejadian perkara (TKP), yang merupakan rumah sekaligus pos jaga untuk menghalau truk bermuatan batu bara.

Kapolres Paser, AKBP Novi Adi Wibowo, membenarkan kejadian itu. Melalui sambungan telepon, ia mengungkapkan bahwa kedua korban diserang oleh orang tak dikenal (OTK).

 

“Kedua korban diserang OTK yang jumlahnya belum diketahui pasti. Akibat penyerangan itu, seorang warga meninggal dunia (Rusel, Red), dan seorang lainnya kritis (Ansouka, Red),” ujar Novi.

 

 

Berdasarkan laporan awal, penyerangan terjadi ketika korban sedang beristirahat di lantai satu rumah dua lantai yang juga difungsikan sebagai posko penjagaan.

“Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa kedua korban diduga dianiaya menggunakan senjata tajam. Hal ini dibuktikan dengan adanya luka bacok pada tubuh kedua korban,” jelasnya.

Menurut Novi, saat kejadian terdapat lima orang di rumah tersebut. Dua korban berada di lantai satu untuk berjaga, sementara tiga rekan lainnya sedang tidur di lantai dua. “Ketiga saksi yang berada di lantai dua mendengar teriakan dari lantai bawah. Saat mereka turun, ternyata kedua korban sudah diserang,” katanya.

Novi juga menanggapi isu yang menyebut korban tewas akibat ditembak. “Kami masih menunggu hasil autopsi. Sementara ini, luka yang ditemukan berupa bacokan. Yang pasti, ini adalah dugaan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia,” jelas Novi.

Terkait motif penyerangan, yang diduga berkaitan dengan upaya warga melarang hauling truk batu bara melintas, Novi menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. “Motifnya belum diketahui. Saat kejadian, semua saksi di TKP sedang tidur, sehingga informasi yang didapat masih minim,” pungkas Novi. (oke/nha)

 

Sapos.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait