Lagi, SD di Sungai Siring Diterjang Lumpur, Akibat Pematangan Lahan dan Tambang di Sekitar Sekolah

BANJIR LUMPUR. Endapan lumpur menutupi seluruh halaman sekolah. Dewan guru dibantu BPBD, Damkar dan relawan di Samarinda, berupaya membersihkan lumpur. Sementara seluruh siswa terpaksa diliburkan.

Kotanusantara.id, SUNGAI SIRING. SDN 019 Sungai Siring di Jalan Poros Samarinda-Bontang, Kecamatan Samarinda Utara, kembali menjadi korban banjir lumpur. Banjir ini menyebabkan seluruh ruangan di sekolah tersebut terendam dan dipenuhi lumpur tebal. Akibatnya, pihak sekolah terpaksa meliburkan seluruh muridnya sebelum sekolah bersih.

Meski meliburkan muridnya, para guru tetap harus datang untuk membersihkan ruangan-ruangan yang kotor akibat banjir. Untungnya kegiatan bersih-bersih ini dibantu pihak BPBD dan Damkar serta sejumlah kelompok relawan di Samarinda.

Kepala SDN 019 Umi Widayati menyatakan, ketinggian banjir mencapai 60 sentimeterLima ruang kelas terendam. Selain itu juga menerjang ruang dewan guru, ruang kepala sekolah, perpustakaan,dan musala. “Beruntung tidak ada peralatan belajar mengajar yang rusak. Kami sudah mengantisipasi sebelumnya,” ujar Umi, Selasa (8/10).

Umi menambahkan bahwa kejadian ini bukan kali pertama di SDN 019. Tiga bula lalu, kejadian serupa juga melanda sekolah tersebut. Penyebab utama banjir adalah hujan deras serta posisi sekolah yang berada di dataran rendah dan di cekungan perbukitan. Perbukitan itu kini gundul akibat pematangan lahan untuk perumahan dan tambang batu bara.

“Banjir kali ini lebih besar. Lumpurnya cukup tebal. Kami sudah pernah laporkan kondisi ini sebelumnya. Meskipun ada penanganan, tetap saja kondisinya tidak banyak berubah,” ungkap Umi.

Mengetahui situasi ini, Tim BPBD Kota Samarinda segera bertindak dengan menurunkan unit tanki berkapasitas masing-masing 5 ribu liter, serta 10 personel untuk membantu pembersihan. Pembersihan dimulai sejak pagi. Memakan waktu lama karena tebalnya lumpur di setiap ruangan hingga halaman sekolah.

Kepala BPBD Samarinda Suwarso menjelaskan, berdasar pemantauan di lapangan, sekolah ini berdiri di dataran rendah dengan aliran sungai di sekitarnya yang mengalami penyempitan, menyebabkan air meluap.

“Selain itu, aktivitas pematangan lahan menyebabkan air membawa material tanah saat hujan deras dan akhirnya masuk ke permukiman dan sekolah,” jelas Suwarso.Suwarso berjanji akan berkomunikasi dengan pemilik lahan terkait kondisi ini.

“Kami akan mencoba berkomunikasi. Mudah-mudahan ada solusi dan bantuan bagi pihak sekolah sehingga ke depan hal ini tidak terjadi lagi,” tambahnya.

Dengan kerja sama yang solid antara BPBD dan para guru, diharapkan sekolah dapat segera bersih dan siap menyambut kembali aktivitas belajar-mengajar setelah diliburkan. Kasus ini juga menjadi sorotan penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mencari solusi jangka panjang dalam menangani masalah banjir lumpur yang sering terjadi di wilayah ini. (kis/nha)

 

Sapos.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait