Masalah Air dan Listrik, Jokowi Gagal “Ngantor” di IKN

TERTUNDA. Presiden Jokowi saat meninjau proyek pembangunan Istana di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) awal Juni lalu

Kotanusantara.id, SEPAKU. Dalam skema awal, Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan akan pindah berkantor ke IKN mulai Juli ini, namun ternyata hal itu harus tertunda. Pasalnya, sejumlah proyek infrastruktur prasarana dasar seperti air dan listrik belum siap hingga saat ini.

“Airnya sudah siap belum? Listriknya sudah siap belum? Tempatnya sudah siap belum? Kalau siap, pindah,” ucap Presidan RI, Joko Widodo saat bertandang ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Senin (9/7) lalu.

Menurutnya, kesiapan infrastruktur dasar seperti air dan listrik adalah hal krusial dalam pemindahan ibu kota. Tanpa infrastruktur yang memadai, operasional pemerintahan di IKN tidak akan berjalan lancar.

Pemerintah pun terus berupaya memastikan semua fasilitas dasar tersedia sebelum pemindahan resmi dilakukan. Meski progres pembangunan Istana dan kantor presiden sudah mencapai lebih dari 80 persen, fasilitas dasar seperti air baru diperkirakan akan tersedia pada Juli 2024.

Jokowi mengaku telah menerima laporan terkait progres pembangunan IKN dari Kementerian PUPR. Namun, hasilnya menunjukkan bahwa sejumlah proyek infrastruktur tersebut masih dalam tahap pengerjaan.

Presiden selumnya dijadwalkan untuk mulai berkantor di IKN pada Juli 2024. Namun, karena infrastruktur dasar belum sepenuhnya siap, pemindahan ini harus ditunda. Jokowi menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur seperti air dan listrik sebelum pemindahan resmi dapat dilakukan.

Menambahkan, Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan IKN Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga memastikan bahwa progres pembangunan istana sudah mencapai 80 persen dan kantor presiden mencapai 90 persen.

Danis juga menyebut fasilitas air akan masuk pada Juli 2024. Proses pembangunan akan dimaksimalkan pada bulan depan. Selain itu ada 36 rumah tapak menteri tengah berjalan. Ada 14 unit yang sudah dapat difungsikan penuh pada akhir Juli, sementara 19 unit lainnya terus dibangun hingga oktober dan november 2024.

Danis menuturkan salah satu kendala dalam pengerjaan adalah kondisi hujan yang mengganggu proses pengecoran dan pengaspalan.” Namun, sekarang telah diatasi menggunakan teknologi rekayasa cuaca,” jelasnya. (mrf/nha)

 

Sapos.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait