Samarinda Dilirik Vendor Bus Listrik, Pertimbangkan Kondisi Jalanan hingga Kesiapan Pengisian Bahan Bakar

Andi Harun - Wali Kota Samarinda

Kotanusantara.id, SAMARINDA KOTA. Hingga saat ini Pemkot Samarinda masih menimbang adanya rencana penggunaan transportasi umum berbasis ramah lingkungan. Terbaru Selasa (16/7) sudah ada salah satu perusanaan bus listrik yang menghadap Wali Kota Samarinda untuk memperkenalkan layanan mereka, yaitu PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR).

Perlu diketahui perusahaan ini telah berpengalaman menyajikan layanan bus listrik transjakarta. Tak heran hal inilah yang menjadi daya jual bagi perusahaan tersebut memasarkan layanan mereka kepada sejumlah daerah, termasuk Samarinda. Wali Kota Samarinda Andi Harun pun saat ini mempertimbangkan kerja sama dengan vendor tersebut.

“Karena kami juga perlu mengetahui apakah sudah masuk dalam e-katalog dan komponen produknya ada di dalam negeri,” ujarnya. Ia juga turut mempertimbangkan model seperti apa yang cocok dengan kondisi jalan yang ada di Samarinda. Sebab nyatanya untuk menyiapkan kendaraan berbasis listrik, tak sepenuhnya bisa tahan dengan jalanan Samarinda yang memiliki dataran tinggi dan berkelok.

“Termasuk rutenya seperti apa, belum lagi persiapan chargernya di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), maka dalam kesempatan itu kami minta PLN juga ikut menganalisi,” sebutnya. Orang nomor satu di Samarinda ini juga menargetkan mulai tahun ini setidaknya sudah ada dua trayek yang disediakan untuk kendaraan listrik.

Take heran hal ini pun turut menjadi perhatiannya, mengingat dari Presiden Joko Widodo juga sebelumnya meminta Samarinda perlu menyesuaikan dengan IKN yang memiliki moda transportasi modern.

“Kami lihat dulu plus minusnya, karena VKTR ini bisa buy the service atau investasi,” terangnya.
Menambahkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda Hotmarulitua Manalu mengatakan pengadaan layanan bus listrik ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon yang ada di Kota Samarinda. Namun di satu sisi pihaknya memang mempertimbangkan kondisi jalan maupun layanan yang cocok untuk diterapkan di Samarinda.

“Nanti ada rapat lanjutan di awal Agustus, termasuk berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan,” ungkap Manalu. Pihaknya juga mempertimbangkan dua pilihan untuk menyediakan operator atau memilih buy the service seperti yang diterapkan kota tetangga, Balikpapan. Sebab menurutnya akan lebih ringkas jika ke depannya diterapkan hal serupa di Samarinda, tanpa harus menyediakan lagi operator bus.

“Buy the service itu beli layanan, kita akan membayar operator per kilomaternya dan bisa juga kenakan penalti ke operator jika tidak menjalankan sesuai SOP,” sebutnya. Hal ini tentunya dipandang juga sebagai peluanh menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru di Kota Samarinda.

Sebab Manalu berpikir ke depannya tentu akan ada beberapa pihak yang mau beriklan dan memasang reklame di bus tersebut. Namun tentunya perlu ada upaya atau dorongan agar masyarakat mau menggunakan layanan transportasi umum.

“Bisa saja digratiskan untuk tiga bulan pertama dan bulan setelahnya kami berikan harga yang tidak mahal ke masyarakat,” jelasnya. Hanya saja keputusan untuk menggandeng VKTR itu memang belum final.

Manalu mengakui saat ini Andi Harun juga masih mempertimbangkan tawaran lain yang akan masuk ke Kota Samarinda. “Sebenarnya ada tiga perusahaan, termasuk dari mobil anak bangsa. Tapi keputusannya di akhir tahun ini,” pungkasnya. (adv/hun/nha)

 

Sapos.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait