Kotanusantara.id, BALIKPAPAN- Realisasi anggaran untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga akhir Mei 2024 masih relatif rendah.
Tercatat sampai dengan 31 Mei 2024, belanja kegiatan untuk proyek IKN baru terealisasi sebesar Rp 5,5 triliun.
Artinya baru tercapai 13,7 persen dari pagu anggaran yang dialokasikan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar Rp 40 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juni 2024, Kamis (27/6) di Jakarta, menyampaikan perkembangan belanja untuk kegiatan pembangunan IKN pada APBN 2024.
Dengan realisasi anggaran hingga 31 Mei 2024 telah mencapai Rp 5,5 triliun atau sebesar 13,7 persen dari pagu anggaran yang dialokasikan pada APBN 2024 cukup signifikan sebesar Rp 40 triliun.
“Belanja untuk tiga tahun, hingga kita harapkan IKN sudah bisa untuk digunakan nanti pada tanggal 17 Agustus 2024,” kata SMI di kanal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kamis (27/6).
Untuk pembayaran kegiatan sebesar Rp 5,5 triliun dari pagu anggaran sebesar Rp 40 triliun yang dialokasikan pada pembangunan IKN adakah untuk dua klaster kegiatan. Yakni realisasi Klaster Infrastruktur sebesar Rp 3,4 triliun dari pagu anggaran tahun 2024 sebesar Rp 36,7 triliun.
Meliputi Pembangunan Gedung di Kawasan Istana Negara, Kawasan Kemenko dan Kementerian Lain, serta Gedung Otorita IKN. Kemudian pembangunan tower rusun ASN dan Hankam, Rumah Tapak Menteri, dan Rumah Sakit IKN.
Kegiatan lainnya adalah pembangunan jalan Tol IKN, jalan dan jembatan IKN, dan Bandara VVIP. Terakhir adalah penataan dan penyempurnaan Kawasan Bendungan Sepaku Semoi, Embung Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), dan pengendalian banjir IKN.
Untuk klaster kedua adalah Klaster Non Infrastruktur sebesar Rp 2 triliun dari pagu anggaran Rp 3,3 triliun.
Untuk kegiatan perencanaan, koordinasi, dan penyiapan pemindahan, lalu laporan dan rekomendasi kebijakan pada kementerian dan lembaga, dan kegiatan pemetaan, pemantauan, dan evaluasi. Kegiatan lainnya adalah untuk dukungan pengamanan Polri dan operasional Otorita IKN.
SMI juga menyampaikan postur realisasi APBN 2024 sampai 31 Mei 2024. Dengan penerimaan atau pendapatan negara sebesar Rp 1.123,5 triliun atau 40,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp 2.802,3 triliun.
Di mana, realisasi ini mengalami penurunan 7,1 persen dibanding pendapatan negara tahun lalu. Yang masih ada pertumbuhan pendapatan sampai dengan 13 persen dengan capaian Rp 1,209 hingga Mei 2023. “Jadi memang ini koreksi normalisasi,” kata perempuan berkacamata ini.
Pendapatan negara dari penerimaan pajak juga telah terealisasi sebesar Rp 60,4 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 8,4 persen dibanding tahun lalu sebesar 840 Ini artinya 38,4 persen dari target APBN.
Sementara belanja negara hingga 31 Mei 2024, telah terealisasi sebesar Rp 1,145,3 triliun. Artinya tumbuh tinggi 14 persen dari tahun lalu Di mana belanja negara sampai dengan 31 Mei 2023 sebesar Rp 1.004,9 triliun. Dan keseimbangan primer hingga akhir Mei 2024 masih surplus sebesar 184,2 triliun.
“Pada tahun lalu surplusnya lebih tinggi, sebesar Rp 390,1 triliun atau tumbuh . Jadi memang ada penurunan surplus sebesar 52,8 persen,” ucap SMI.
Sedangkan pada data surplus atau defisit hingga 31 Mei 2024 sebesar Rp 21,8 triliun dari total APBN 2024 sebesar Rp 2.802,3 triliun.
Capaian ini juga mengalami penurunan yang sangat tajam. Karena pada tahun lalu hingga akhir bulan Mei, masih surplus sebesar Rp 204,1 triliun.
Pun demikian dengan pembiayaan anggaran, realisasinya hingga 31 Mei 2024, pertumbuhannya sebesar 28,7 persen. Dengan capaian Rp 84,6 triliun.
Sumber : Jawapos.com