300 TKBM Komura Ikuti Diklat, Pemberdayaan Masyarakat Gelaran PIP Semarang

DIKLAT. Sejumlah pengurus Komura, bersama penyelenggara kegiatan dari PIP Semarang, berfoto bersama peserta usai menyelenggarakan kegiatan diklat pemberdayaan masyarakat.

SEBANYAK 300 tenaga kerja bongkar muat (TKBM) Komura Samarinda menjadi peserta kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) pemberdayaan masyarakat yang digelar oleh Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, di gedung serbaguna kantor Distrik Navigasi Samarinda, Senin sampai Jumat (10-14/6).

Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan PIP Semarang, Iwan Kurniawan, menyampaikan rasa bangganya atas terlaksananya program ini.

“Kami sangat senang dapat berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan dan pemberdayaan tenaga kerja di Pelabuhan Samarinda. Melalui Diklat ini, kami berharap para peserta dapat lebih siap menghadapi tantangan pekerjaan serta meningkatkan kualitas kerja mereka,” ujarnya dalam sambutan penutupan, Jumat (14/6).

Ia menyebutkan bahwa dalam diklat kali ini, peserta diberikan materi terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3), komunikasi, serta mengulas kembali peraturan-peraturan tentang tugas dan tanggung jawab TKBM.

“Tentu materinya tentang penerapan-penerapan ilmu di lingkungan TKBM,” tambahnya. Sementara itu, Sekretaris TKBM Komura Samarinda, Pamiliyanto, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif PIP Semarang ini.

“Kami sangat menghargai dan berterima kasih atas pelaksanaan Diklat ini. Program seperti ini sangat dibutuhkan oleh anggota kami agar dapat terus berkembang dan memiliki keterampilan yang lebih baik. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut di masa mendatang,” harapnya.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan pemberdayaan para tenaga kerja bongkar muat, sehingga mereka dapat lebih berdaya saing dan produktif dalam menjalankan tugas-tugasnya. Program ini meliputi berbagai pelatihan keterampilan teknis dan pengetahuan praktis yang relevan dengan pekerjaan di pelabuhan.

“Diklat yang dilaksanakan ini merupakan diklat terbesar yang pernah diikuti oleh Komura. Kami memberikan penghormatan luar biasa, karena dengan adanya ratusan pelabuhan dan ratusan koperasi, puluhan ribu pekerja bongkar muat di Indonesia, tetapi bongkar muat Komura yang dipilih untuk mendapatkan diklat oleh PIP Semarang,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa diklat ini bukanlah diklat biasa melainkan diklat profesi, di mana profesi tenaga kerja bongkar muat akhirnya diakui dengan adanya sertifikasi.

“Tidak dipungkiri bahwa pekerjaan TKBM, buruh kuli pelabuhan, sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Jadi dengan adanya diklat profesi seperti ini dan sertifikat yang diterima nantinya dapat menjadi sebuah pengakuan dan nilai lebih bagi para TKBM,” tuturnya.

Kegiatan diklat ini merupakan modal awal dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja di sektor bongkar muat. Diharapkan dengan berakhirnya program ini, para peserta dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh, serta terus berkontribusi secara positif terhadap perkembangan industri pelabuhan di Indonesia.

“Yang terpenting adalah bagaimana para TKBM dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di lapangan nanti, pada saat kegiatan bongkar muat. Menjadi TKBM yang profesional dan kompeten yang mampu memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan sektor maritim di Kota Samarinda,” harapnya. (adv/nch/beb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait