Gelar Perpisahan, MTs Normal Islam Lepas 208 Siswa

DINYATAKAN LULUS. Sejumlah siswa kelas IX saat menerima medali kelulusan yang diberikan oleh Kepala MTs Normal Islam

Kotanusantara.id, MADRASAH Tsanawiyah (MTs) Normal Islam Samarinda menggelar acara perpisahan dan pelepasan siswa kelas IX, di Taman Budaya Jalan kemakmuran, Sabtu (25/5).

Kegiatan yang mengambil tema “Cerdas dalam Ilmu, Tangguh dalam Iman, Mulia dalam akhlak: Menuju Generasi Insan Kamil”, diikuti sebanyak 208 siswa yang merayakan kelulusan tersebut. Serta pemberian apresiasi kepada 10 siswa lulusan terbaik.

“Alhamdulilah hari ini kita kembali mengadakan perpisahan dan pelepasan siswa kelas IX. Yang biasanya kita adakan di sekolah tetapi tahun ini kita adakan di sini (Taman Budaya, Red). Dengan sebanyak 208 siswa siswi kelas IX kita kembalikan kepada para orangtua dan wali siswa,” ujar Kepala MTs Normal Islam, HM Yahya Rz.

Yahya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh wali siswa kelas IX yang telah bersama-sama bersinergi dan kerja samanya selama ini kepada MTs Normal Islam.

“Kami tidak akan bisa sehebat ini mencetak anak ibu dan bapak sekalian, kalau tidak atas bantuan bapak dan ibu dalam dunia pendidikan ini. Kalau ada hal-hal yang kurang berkenan dalam hal kami mendidik anak-anak, kami sampaikan ucapan permohonan maaf sebesar-besarnya kalau itu ternyata di luar koridor pendidikan,” tambahnya.

Ia berpesan kepada siswa yang akan meninggalkan MTs Normal Islam agar terus dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Serta selalu mengingat jasa para guru di MTs Normal Islam.

“Dan anak-anak sekalian selamat jalan, selamat menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Ingatlah MTs Normal Islam mendidik kalian untuk menjadi anak yang baik dan berbuat baiklah di sekolah yang akan datang, jaga nama MTs Normal Islam dan orang tua kalian serta guru kalian,” pesannya.

Dalam sambutannya, Yahya mengutip salah satu hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yakni didiklah anak-anakmu karena dia akan menghadapi zaman lain dari zaman sekarang ini. Menurutnya, perubahan waktu dan perubahan zaman akan terjadi karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Karena zaman itu selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini kita berada di era digital. Jadi kita sebagai orangtua pun perlu memperhatikan dan mencermati apa yang dilakukan oleh anak kita. Apalagi kalau sudah berhadapan dengan HP. Karena di dalam HP itu ada yang namanya surga dan neraka,” terangnya.

Menurutnya, untuk saat ini yang terpenting adalah akhlak yang utama, selain ilmu pengetahuan. Karena kalau akhlak baik, maka yang lain pun mengikutinya.

“Oleh karena itu saya sangat setuju dengan pernyataan tokoh pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara, di dalam pendidikan ada tiga komponen yang harus diperhatikan dan harus seimbang kalau tiga komponen ini tidak seimbang, tidak berjalan, tidak sinergi maka pendidikan akan gagal,” imbuhnya.

Tiga komponen tersebut yakni pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah. Jika tidak dilakukan secara maksimal, maka tidak ada artinya jika tidak ditunjang dengan pendidikan informal, yakni pendidikan di rumah. Ketika bapak dan ibu saat mendidik anak tidak sejalan dengan sekolah, maka juga tidak akan membawa hasil yang baik. Serta pendidikan non formal yakni pendidikan yang ada di masyarakat.

“Selain kerja sama dan sinergi antar sekolah dengan orangtua juga perlu dukungan dari pendidikan non formal atau lingkungan masyarakat yang seimbang. Sehingga apa yang didapat nanti akan memberikan hasil yang baik dan sejalan,” terangnya.

Dalam acara tersebut diakhiri dengan pentas seni siswa kelas IX sebagai persembahan terakhir sebelum meninggalkan Madrasah Tsanawiyah ke jenjang pendidikan lebih tinggi. (Adv/nch/rin)

 

Sapos.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait